Kejadian mistis kali ini dialami oleh
seorang supir taksi kelas “Silver” di daerah pulau Jawa bagian timur,
tepatnya di kota Surabaya. Ia menceritakan kisah mistis yang pernah
dialaminya ini kepada sepasang penumpangnya.
Kisah menyeramkan yang terjadi dimalam
hari nan sunyi di kala itu, diawali ketika ia selesai mencuci taksinya.
Setelah taksi ia cuci bersih, kemudian sang supir duduk diatas kap mesin
taksinya yang berada dipinggir jalan.
Pada saat itu sang supir duduk menghadap
ke arah depan sambil menyenderkan punggungnya pada kaca depan mobil,
untuk menghilangkan rasa lelahnya setelah mencuci mobilnya ditengah
malam.
Tiba-tiba dari arah belakang, muncul
seorang wanita dari antah berantah, yang seketika membuka pintu belakang
taksinya. Ia pun kaget setelah wanita itu membuka pintu belakang
taksinya.
Lalu ia menoleh dan menyapa, “Loh, taksi Mbak?”
“Iya, taksi mas”, jawab wanita itu.
“Mau kemana?”, tanya supir taksi lagi.
“Pak, ke Tengger, pak”, jawab wanita itu.
Perlu diketahui bahwa Tengger yang
dimaksud bukan daerah pegunungan Tengger di Jawa Timur, melainkan
Tengger adalah nama sebuah perumahan di daerah Manukan. Menurut sang
supir, jarak dari lokasi tempat wanita itu mulai naik ke daerah Tengger
hanya sekitar empat kilometer.
Sang supir pun lalu menyanggupinya,
kemudian wanita yang menggunakan baju hitam berlengan panjang dan rambut
terurai sepinggang serta berparas cantik itu pun masuk ke dalam taksi.
Mengingat daerah itu jarang dilewati
mobil dikala malam, maka saat di dalam taksi, supir itu pun penasaran
dan menanyakan, “Loh, mbak tadi ke sini naik apa?”
Wanita misterius yang sedang duduk persis dibelakang supir itupun hanya terdiam alias tak menjawab.
Tak lama kemudian, supir taksi mulai
mencium bau parfum yang sangat menyengat, bau bunga jelasnya. Begitu
menyengatnya bau parfum yang ia cium, hingga supir taksi itu pun
menyanyakan lagi kepada wanita yang selalu diam itu.
“Perfum apa ini?”, tanya sang supir taksi.
Namun untuk kedua kalinya, wanita itupun
tak menjawab pertanyaan sang supir taksi. Setelah beberapa waktu
berselang, sampailah taksi itu disebuah perumahan di daerah Tengger
seperti yang dimaksud.
Saat berada di depan rumahnya, kemudian wanita misterius itu membayar biaya taksinya dan keluar dari mobil.
Sesuai prosedur taksi “Silver”, sang
supir tak boleh meninggalkan konsumennya sebelum konsumen yang
bersangkutan masuk ke dalam rumah.
Setelah wanita misterius itu masuk ke
dalam rumah yang berada di tengah perumahan itu, sang supir pun lalu
menancap gas mobilnya lagi dan meninggalkan rumah konsumen yang aneh
itu.
Namun apa yang terjadi? Supir taksi itu
hanya berputar-putar dijalanan yang berada di dalam perumahan itu. Ia
tak dapat menemukan jalan keluar dari perumahan selama berjam-jam
lamanya! Supir itu sangat bingung.
“Loh koq jalannya ini-ini saja, dan
berputar lagi dan lagi dan lagi”, gumamnya dalam hati. Ia pun mulai
curiga,”Wah kayaknya ada yang ndak beres ini”, keluhnya dalam hati.
Lalu ia mulai mencopoti baju dan
celananya disebuah jalanan yang gelap hingga telanjang. Kemudian ia
memakai kembali semua pakaiannya, namun kini dalam keadaan dibalik,
yaitu sisi luar pakaian berada disisi dalam, begitu pula celananya.
Menurutnya, dengan cara itu bisa dianggap
manjur agar tak terkena hal mistis yang mempengaruhinya. Tak berapa
lama, akhirnya ia berhasil bertemu dengan seorang satpam.
Lalu ia bertanya kepada satpam itu, “Pak ini kalau mau ke arah Surabaya kemana?”
“Oh, ini ke Timur,” jawab satpam itu.
“Loh, ini daerah mana?”, tanya sang supir lagi.
“Ini Bunder, Lamongan,” jawan satpam itu.
“Loh!!!” sang supir taksi Silver itu seketika kaget.
Padahal daerah Tengger Manukan yang
dimaksud oleh wanita itu tak jauh dari awal pertama ia mengantarkan
wanita misterius itu. Sedangkan Bunder Lamongan jaraknya agak jauh
karena harus memutar.
Supir taksi itu pun bergumam lagi dalam hatinya, “Wah berarti wanita tadi pasti orang gak beres itu.”
Namun ia masa bodoh dan terus menyetir
taksi Silvernya melaju di jalanan yang sunyi hingga tak lama kemudian
bertemu dengan sebuah warung kopi, lalu ia mampir untuk menenangkan
dirinya.
Mobil
taksi ia rapatkan ke bahu jalan dan parkir, lalu ia menyebrang jalan
menuju ke sebuah warung kopi yang berada di seberangnya.
Setelah memesan secangkir kopi dan
menyeruputnya untuk menghilangkan rasa penat, bingung dan takutnya, sang
penjual kopi tiba-tiba berkata.
“Pak, taksimu iku ono wong”e pak, koq
sampeyan tinggal minum kopi?” (Pak, taksimu itu ada orangnya pak, koq
anda tinggal minum kopi?).
“Enggak ada koq, tadi saya baru nurunin orang koq”, jawab supir itu.
Persis disebelahnya seorang pembeli lain
yang sedang makan nasi goreng juga mengungkapkan hal yang sama,”Iya pak,
itu di dalam taksi ada orangnya.”
Supir taksi ini pun langsung ke luar
warung dan mengecek kembali taksinya, dan hasilnya memang tak ada orang
di dalam taksinya itu. Setelah ngopi, lalu ia pamit dan kembali
mengendarai taksinya, meluncur ke arah Surabaya. Kala itu sudah tarkhim
alias masa waktu sebelum subuh.
Tak lama kemudian, dari kejauhan ia
melihat seorang ustadz dipinggir jalan dan menyetop taksinya. Sang
ustadz membuka pintu belakang taksi itu. Belum saja Ustadz masuk ke
dalam taksi, tiba-tiba Ustadz itu berucap,”Loh Pak, ada orangnya ini
dibelakang, nanti gimana bayarnya kalo gitu?”
Supir itu pun langsung kaget dan menoleh
kebangku belakang, dan apa yang dilihat dan dibilang oleh pak Ustadz
adalah benar, bahwa ada orang yang tak dikenal sedang duduk dibangku
belakang, persis dibelakang supir!.
Setelah berusaha melihat muka penumpang
yang dimaksud, supir itu terperanjat, bahwa apa yang ia lihat adalah
wanita yang tadi ia antar sebelumnya, sang wanita misterius itu!
Seketika kaki sang supir lemas hingga kopling dan gas yang ia injak tak stabil dan mesin seketika mati, “jlek!” ujarnya.
Supir itu menceritakan bahwa saat itu ia
gemetaran sekali, “Saya gemetaran gak karo-karoan pak, sampai
terkencing-kencing!”, cerita supir itu kepada kedua penumpangnya itu.
Pak Ustadz pun merasakan ada suasana yang
tidak beres, lalu ia bertanya kepada wanita misterius yang sedang duduk
dikursi belakang.
“Ngapain koq kamu ikut terus, dari mana aja?”, tanya pak Ustad kepada wanita itu.
Supir taksi itu menggambarkan saat
menceritakan kejadian ini, bahwa apa yang kini terjadi dan ia lihat
mirip seperti ‘Dunia Lain’, sebuah acara mistis di sebuah televisi
swasta.
Kemudian wanita itu menjawab, “Ini
orangnya baik koq, ya gak papa toh aku ikut”, jawab wanita berambut
panjang itu. Lalu wanita itu disuruh pindah oleh Ustadz, tapi ia tidak
mau.
“Tapi ini khan bukan duniamu”, Ustadz itu menerangkan kepada wanita misteris itu.
“Pokoknya aku mau ikut”, jawab wanita itu.
“Pokonya aku ikut, ndak lama paling dua bulan!,” tambah wanita itu.
Terusan cerita ini tak dijelaskan oleh
supir, apa yang terjadi setelah kejadian terakhir ini, bagaimana nasib
Ustadz yang menyetop taksinya, apa ia tetap ikut taksi itu atau tidak,
dan bagaimana maksud wanita itu untuk “ikut” kepada sang supir taksi
selama dua bulan.
Dan dalam bentuk apa wanita misterius itu ikut dan kapan wanita itu meninggalkan sang supir taksi yang polos ini.
Menurut pengakuan sang supir taksi,
selama wanita misterius itu ikut dengannya, supir taksi itu tak
merasakan susahnya untuk menarik penumpang.
Uang hasil ia menawarkan jasa angkutan
umum kelas bisnis itu kepada masyarakat kelas menengah, selalu lebih
dari setoran semestinya yang telah dipatokkan oleh perusahaan taksi di
setiap harinya selama dua bulan.
Ia mengakui, bahwa kejadian itu
berlangsung selama dua bulan lamanya. Setelah hari terakhir ditemani
yang menurut supir itu adalah wanita sundel bolong, lalu ia mengantarkan
wanita misterius itu pulang, lalu wanita itu pun hilang.
Namun sekali lagi tak dijelaskan pula
oleh sang supir, bagaimana cara wanita misterius itu pulang dan tak
dijelaskan pula kemana pulangnya dan dimana rumahnya.
Setelah selesai mengantarkan wanita itu
dan sedang dalam perjalanan pulang, sang supir mengaku mengalami
kecelakaan. Ia menabrak seorang yang sedang minum minuman penyegar
dipinggir jalan, namun kecelakaan yang ia alami ini tak terjadi korban
jiwa.
Dari pengalaman pertamanya pada saat
mengantarkan wanita berambut panjang itu ke sebuah perumahan daerah
Tengger, sang supir mengakui bahwa uang yang diberikan untuk membayar
taksi adalah uang asli, dan muka wanita misterius itu dapat terlihat
dengan jelas dan berwajah cantik.
Anda percaya atau tidak oleh cerita sang
supir ini, sepenuhnya adalah hak anda.